Ricky menambahkan, anggaran hibah Rp14 miliar dari Pemprov Babel ini dikelola untuk pembagian bonus di babak kualifikasi PON tahun lalu di angka Rp 600 jutaan dan Pelatda PON yang memakan biaya sangat besar, dari pembelian peralatan latihan dan perlengkapan pertandingan para atlet serta uang bulanan untuk atlet diangka Rp6,5 miliar.

Sedangkan biaya pengiriman atlet juga mencapai Rp4,6 miliar, termasuk pembayaran biaya kontribusi karena PON XXI Aceh-Sumut 2024 ini berbeda dari PON Papua sebelumnya, di mana akomodasi? transportasi dan konsumsi ditanggung tuan rumah sendiri.

Sedangkan di PON Aceh sumut ini semuanya dibebankan biaya kontribusi sebesar 50% ditanggung provinsi masing karena tuan rumah hanya memanggung 50% saja. Di Aceh itu biayanya Rp 800 ribu per atlet per hari, jadi tuan rumah hanya menanggung Rp 400 ribu dan KONI Provinsi juga sama setengahnya Rp 400 ribu juga per orang dan perhari.

“Begitu juga di Sumatera Utara Rp 900 ribu perorangan, jadi kita tanggung Rp 450 ribu perhari dan per orang. Disini yang kita dapat adalah akomodasi hotel, transportasi kendaraan kita menuju venue pertandingan dan balik ke hotel serta konsumsi selama disana,” ujarnya.

Ricky berharap meski dengan keterbatasan anggaran, para atlet dapat bertanding maksimal dan semua masyarakat Bangka Belitung mendukung pelaksanaan PON XXI Aceh Sumut 2024 sehingga para atlet dapat mengharumkan nama daerah.

“Ayo kita dukung adik-adik kita di PON Aceh Sumut nanti agar mereka dapat berprestasi,” ujarnya.*