BANGKA SELATAN, TIMELINES.ID – Puskesmas Toboali mencatat sejak Januari hingga Juli terdapat 17 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.

Satu kasus di antaranya pasien meninggal dunia. Demikian dikatakan Kepala Puskesmas Toboali, dr Annisa Nur Intan kepada wartawan, Selasa (11/7/2023).

Menurutnya, dari 17 kasus DBD tersebut banyak terjadi di Kelurahan Teladan Toboali.

“Dari hasil penyelidikan epidemiologi sejak Januari – Juli sudah terjadi 17 kasus DBD dan 1 meninggal dunia,” kata Annisa.

Menurutnya, untuk mencegah penyebaran penyakit DBD ini, pihaknya telah menyurati desa-desa khususnya di Kecamatan Toboali untuk meningkatkan Kembali gotong royong atau 3 M Plus.

Program 3 M Plus adalah pertama, Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.

Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.

Kedua, Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum.

Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Serta ketiga, Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Sedangkan yang dimaksudkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk