Oleh: Raudya Setya Wismoko Putri, S.Pd., M.Pd.

Pembentukan karakter anak merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses tumbuh kembang manusia. Karakter yang kuat dan positif akan menjadi pondasi bagi anak dalam menghadapi berbagai tantangan hidup dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya (Samong et al., 2016).

Menurut Thomas Lickona dalam (Anisyah et al., 2023) pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja untuk membantu seseorang memahami, merasakan, dan melakukan nilai-nilai etika inti seperti rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran, dan peduli terhadap orang lain.

Lickona menekankan bahwa pendidikan karakter melibatkan aspek kognitif (pengetahuan moral), afektif (perasaan moral), dan perilaku (tindakan moral). Sedangkan menurut Lawrence Kohlberg dalam (Sapdi, 2023) berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan moral seseorang melalui tahap-tahap perkembangan moral.

Ia mengemukakan teori tahapan perkembangan moral yang melibatkan perkembangan kognitif dan afektif untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip moral yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa karakter ini tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui proses panjang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola asuh orangtua, lingkungan keluarga, pendidikan, dan interaksi sosial. Peran orangtua sangat dominan dalam tahap awal pembentukan karakter anak.

Pola asuh yang diterapkan orangtua akan membentuk perilaku, nilai-nilai, dan moral anak sejak usia dini. Menurut John W. Santrock dalam (Sari et al., 2020) pola asuh merupakan cara orangtua berinteraksi dengan anak yang mencakup aspek-aspek seperti disiplin, kasih sayang, komunikasi, dan pemberian batasan.

Pola asuh yang efektif melibatkan keseimbangan antara kontrol dan kebebasan, sehingga anak dapat mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab. Sedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock dalam (Husna & Suryana, 2021) mendefinisikan pola asuh sebagai cara orangtua memperlakukan anak dalam proses pendewasaan yang melibatkan pemberian kasih sayang, perhatian, pendidikan, dan bimbingan moral.

Pola asuh pada orang tua ada tiga macam yaitu pola asuh permisif, pola asuh otoriter, dan pola asuh demokratis. Pola asuh yang di berikan orang tua kepada anak-anaknya akan berpengaruh pada pekembangan anak trutama perkembangan karakter dan moral.

Pola asuh berperan penting dalam pembentukan kepribadian dan karakter anak, serta mempengaruhi kesehatan mental dan emosional anak (Rakhmawati, 2015).  Maka dapat di simpulkan bahwa orangtua yang mampu memberikan contoh yang baik, disiplin yang konsisten, serta kasih sayang yang cukup akan membantu anak mengembangkan karakter yang positif, seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan kemandirian.

Sebaliknya, pola asuh yang kurang efektif atau negatif dapat berdampak buruk pada perkembangan karakter anak. Pola asuh memainkan peran penting dalam perkembangan anak, membentuk karakter, nilai-nilai, dan keterampilan sosial mereka.

Pola asuh yang tepat dapat membantu anak berkembang menjadi individu yang sehat, mandiri, dan bertanggung jawab (Effendi, 2020). Pola asuh orangtua mencakup berbagai strategi dan pendekatan yang digunakan dalam mendidik anak, mulai dari metode disiplin, pemberian kasih sayang, hingga pemberian contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari (Tokolang et al., 2022).