Oleh: Dr Darus Altin

Istilah atau kata “museum” berasal dari dari kata latin museion yang berarti kuil untuk sembilan Dewi Muse, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur.

Zaman Yunani kuno museion berkembang menjadi tempat kerja ilmuwan, seperti Pythagoras dan Plato. Museion di era tersebut dianggap mereka sebagai tempat penelitian/penyelidikan dan pendidikan filsafat sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian.

Di zaman modern sekarang, museum berkembang menjadi sarana bagi masyarakat dalam mencari informasi. Museum era modern sebaiknya lebih dinamis dalam menyampaikan informasi sejarah dan kebudayaan bagi pengunjungnya.

Dinamisnya museum mungkin bisa terlihat dari cara museum memanfaatkan teknologi digital dalam alat peraga informasi.

Dinamisnya museum bisa juga terlihat dari informasi yang disampaikan yang tidak hanya fokus pada satu aspek saja. Mungkin aspek sejarah bisa dipadukan dengan konteks budaya lokal. Sehingga pengunjung museum bisa mendapatkan informasi yang berkembang.

Dinamisnya museum bisa juga ditunjukkan dari aspek pengelolaan yang menyesuaikan dengan kondisi daerah. Contohnya pemanfaatan areal luar sekita museum untuk kawasan bisnis UMKM, seperti: kawasan kuliner dan lain sebagainya.

Pada konteks Bangka Belitung khususnya di Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi, tentunya merupakan daerah yang memiliki cerita sejarah panjang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Adanya cagar budaya yang sudah ditetapkan menunjukkan salah satu tanda dari usia Kota Pangkalpinang yang sudah berumur 267 tahun saat ini.

Salah satu tempat peninggalan sejarah yang menurut hemat penulis bisa dimaksimalkan peruntukkan untuk museum sejarah dan budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah Panti Wangka.

Walaupun telah ditetapkan sebagai cagar budaya, tentunya tanpa merubah struktur bangunan tetapi memanfaatkan space ruanganya bisa menjadi museum dengan kandungan sejarah di dalamnya.

Bagaimanapun keputusan mutlak kita tetap harus menghargai Benda Cagar Budaya sebagai bagian dari warisan sejarah bangsa untuk generasi mendatang.