Gemar Membaca: Kunci Utama Mengembangkan Intelektual Generasi Muda
Oleh: Erik Juliawan, S. Sos
Generasi muda dipercaya sebagai generasi yang dapat membawa perubahan bagi kemajuan dan pembangunan bangsa. Maka tak heran lagi kalau generasi muda dinobatkan sebagai agent of change yaitu agen perubahan. Untuk membawa perubahan yang besar, maka penting salah satu yang harus dimiliki generasi muda agar menjadi SDM yang unggul adalah intelektual yang tinggi terutama dalam merespon setiap perubahan sosial yang ada seperti lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya.
Dalam mengembangkan intelektual yang tinggi dalam diri setiap generasi muda, kunci utamanya ialah dengan gemar dan banyak membaca. Itulah mengapa wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perintah “Iqra” (bacalah) sebagaimana Al-Qur’an surat Al-Alaq. “Iqro” juga mengadung arti membaca, mengumpulkan dan menganalisis sehingga menjadi kumpulan informasi yang lengkap sebelum seseorang mengambil sebuah keputusan dengan cara yang tepat.
Ibaratnya seperti ini, seorang desainer busana tentu sudah memiliki konsep yang digambarkan di atas kertas sebelum ia membuat wujud aslinya. Demikian dengan generasi muda sangat diperlukan untuk banyak membaca sehingga tertanam ilmu pengetahuan untuk mendorong intelektual yang tinggi dalam membawa perubahan dan dampak besar bagi bangsa ke arah yang lebih baik.
Banyak tokoh-tokoh nasional Indonesia yang bisa kita contoh dari hobi dan kebiasaan membaca hingga menciptakan dampak dan perubahan yang besar bagi bangsa, dilansir dari artikel dan berita perpus.iainmadura.ac.id dengan judul “Pahlawan Nasional dan Hobi Membacanya”. Kebiasaan membaca terbukti dapat memperluas wawasan, yang menjadi bekal penting dalam perjuangan untuk bangsa. Selain itu, aktivitas membaca juga berpengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter individu.
Contohnya, Bung Karno dengan gagasan-gagasannya yang besar, yang kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata untuk memerdekakan bangsa. Begitu pula Bung Hatta, yang melalui pemikiran revolusionernya merumuskan konsep ekonomi dan politik demi pembangunan Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga menunjukkan bahwa literasi dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menciptakan perubahan. Tan Malaka meyakini bahwa membaca dan memperkaya pengetahuan serta wawasan merupakan senjata intelektual yang ampuh dalam memperjuangkan kebebasan dan keadilan.