Oleh: Suharli, SIP

Individu, dengan istilah lain diri sendiri, aku sendiri, pribadi, personal, atau masing-masing orang. Manajemen individu artinya bagaimana cara pengelolaan diri sendiri, baik menyangkut pengelolaan fisikal, mental, intelektual, spiritual, sosial, manajerial, social, seksual, dan sebagainya.

Manajemen individu menjadi sangat penting, untuk memandu perjalanan hidup sehingga lebih terarah. Sebagai acuan dari manajemen individu tentu saja seperangkat aturan yang dibuat oleh Sang Pencipta manusia dan alam semesta, yaitu Allah SWT.

Manajemen individu dimulai dari perencanaan atau tujuan hidup sebagai langkah pertama. Setiap orang seyogyanya memiliki rencana hidup, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Esok hari rencananya apa saja, target yang hendak dicapai apa.

Dalam pekan ini apa rencananya, begitu pula untuk bulan ini dan tahun ini, juga diperinci targetnya secara jelas. Sulit dibayangkan apa yang terjadi jika seseorang tidak memiliki tujuan dan target hidup, maka langkah demi langkahnya akan terlunta-lunta, tak tentu arah. Akhirnya menua tanpa pencapaian yang berarti. Hidup tanpa perencanaan begitu melelahkan, energi dan biaya terbuang percuma, bahkan penuaan dini seringkali terjadi.

Langkah kedua dalam manajemen individu ialah mengatur. Kehidupan individu senantiasa dilengkapi potensi, prospek dan kendala yang harus selalu diatur. Bahkan supaya menghasilkan langkah yang efektif dan efisien perlu strategi untuk mengatur semua potensi, prospek dan kendala tersebut.

Kehidupan yang berdurasi hanya 24 jam per hari, 30 hari per bulan, 12 bulan per tahun, bahkan mungkin hanya dalam kisaran 60-70 tahun perlu diatur sedemikian rupa. Setiap orang harus pandai mengatur (to be good at organizing). Kehidupan dan pribadi harus diorganisir dengan baik.

Setelah membuat perencanaan dan target hidup, langkah ketiga manajemen individu berikutnya ialah melakukan. Hidup hanya berbekal rencana tidak akan menghasilkan apa-apa, oleh sebab itu melakukan menjadi kata kunci dalam manajemen individu. Ada ungkapan he was actuated by the finest motives (Ia di gerakkan oleh alasan-alasan yang paling baik).