Pentingnya Pelatihan Jurnalistik di Sekolah untuk Meningkatkan Budaya Literasi
Oleh: Indra Pirmana, S.Pd.
Pelatihan jurnalistik di sekolah bukan hanya memberikan keterampilan teknis dalam menulis saja atau menyunting berita, tetapi bisa membentuk karakter peserta didik untuk menjadi individu penuh dengan ide kreatif dan gemar belajar sesuai bagian dari kebiasaan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat.
Misalnya dalam menyusun sebuah berita tentang kegiatan di sekolah. Dengan adanya pelatihan ini bukan hanya tentang menghasilkan jurnalis pemula, tetapi juga tentang menciptakan generasi yang lebih cerdas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan pelatihan jurnalistik demi mencetak generasi emas yang siap menghadapi tantangan informasi di masa depan.
Namun, kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, demi meningkatkan literasi terutama di pelosok negeri.
Kenapa harus ada pelatihan jurnalistik di sekolah?
Pelatihan jurnalistik di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan peserta didik dalam menulis, berpikir kritis, dan berkomunikasi dengan baik.
Bahkan bukan hanya peserta didik bapak/ibu guru dan pegawai pun bisa mengembangkan keterampilan menulis.
Kapan harus mengadakan pelatihan jurnalistik?
Saat peserta didik memiliki keterampilan dasar menulis. Misalnya di tingkat SMP/MTs/Sederajat, karena peserta didik sudah mempelajari struktur dasar dalam menulis.
Apalagi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMP dalam memahami materi teks berita mulai dari pengertian, ciri, struktur, hingga contoh teks berita.
Penulisan berita bisa menggunakan rumus 5W+1H yakni, apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Pelatihan jurnalistik memerlukan keterampilan menulis yang sudah cukup dasar misalnya dilaksanakan di jenjang SMP/MTs/Sederajat terlebih dahulu baru ke jenjang SMA/SMK/MA/Sederajat dan seterusnya.
Pelatihan jurnalistik bisa disesuaikan sesuai jenjang dengan pendekatan yang lebih sederhana dan fokus pada kegiatan menulis kreatif dan pengumpulan informasi dengan mendorong peserta didik untuk berkreasi dalam hal menulis.
Misalnya di sekolah ada kegiatan Isra Mikraj, senam anak Indonesia hebat, kegiatan literasi sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam memperingati hari besar nasional.
Pada zaman dunia digital dan media sosial mulai berkembang sebaiknya dimulai ketika peserta didik sudah cukup mengenal dan menggunakan teknologi.
Hal ini biasanya terjadi di usia remaja, sekitar tingkat di mana peserta didik sudah terhubung dengan berbagai media digital. Dengan begitu, pelatihan jurnalistik dapat mengajarkan tentang etika menulis yang baik.
Pentingnya mengajarkan literasi media pada jenjang SMP terkait dengan perkembangan zaman yang semakin canggih. Maka, melalui pelatihan ini, pesrta didik dapat diberikan pengetahuan tentang cara mengevaluasi informasi yang mereka temui di internet dan media sosial.