Oleh: Ustaz Fadillah Hasan

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Tujuan puasa umat-umat terdahulu dan umat Nabi Muhammad Saw adalah sama, yakni supaya kita menjadi pribadi yang bertakwa.

Di atas taqwa ada namanya syukur.

فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Maka bertakwalah kepada Allah, agar kamu bersyukur (Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 123)

Kita berpuasa di samping bertujuan agar menjadi pribadi yang bertakwa, puasa juga bertujuan agar kita menjadi manusia yang pandai berterima kasih, dan banyak bersyukur.

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Puasa mengajarkan kita untuk bersyukur meskipun dalam keadaan lapar, karena puasa berarti juga cobaan, maka puasa juga mengajarkan kita untuk mensyukuri cobaan yang kita rasakan saat ini.

Untuk memperteguh pribadi yang pandai bersyukur maka puasa ditutup dengan zakat fitrah.