Polisi Masih Bisa Makan Lauk Garam daripada Menjual Kejujuran

Oleh: Dedy Irawan – Wartawan Timelines.id/Ketua PWI Bangka Selatan

Tetiba teringat satire Gusdur, hanya ada tiga polisi jujur di negara ini: polisi tidur, patung polisi dan Hoegeng.

Guyonan kecil, kritik begitu menggelitik. Mengapa harus Jenderal Hoegeng? Tidak adakah polisi yang jujur selain Hoegeng? Entahlah.

Membaca kisah Jenderal Hoegeng, kadang tak salah pula banyolan Gusdur tentang polisi kurus ini. Seorang polisi jujur dan antisuap.

Bahkan di suatu ketika, sang jenderal ikut turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas. Katanya, mau pangkat jenderal atau pun tamtama, polisi tetap polisi, sebagai pelayan masyarakat.

Sang jenderal pernah membongkar kasus penyelundupan mobil mewah. Kasus ini bahkan diduga menyeret nama istri seorang presiden.

Tak lama setelah mengungkap kasus itu, Hoegeng diberhentikan sebagai kapolri. (Kompas, 14/10/2022).

Meski seorang jenderal, Hoegeng tak mau dimakamkan di Taman Makan Pahlawan (TMP).

Wafat pada 14 Juli 2004, Kapolri ke-5 ini hanya dimakamkan di tempat pemakaman umum di Bogor.

Sebelumnya, Hoegeng sempat berpesan, jika dimakamkan di TMP, dirinya tak bisa berdampingi dengan istrinya Meri.