Oleh: Ustad Abdussalam Alghozali

HIKMAH RAMADHAN, Sayyid Sabiq menjelaskan dalam Fiqih Sunnahnya, bahwa zakat adalah hak Allah berupa harta yang diberikan oleh seseorang (orang kaya) kepada orang-orang fakir. Harta ini disebut dengan zakat karena di dalamnya terkandung penyucian jiwa, pengembangannya dengan kebaikan-kebaikan, dan harapan mendapatkan berkah.

Sebagaimana yang kita pahami, zakat berasal dari kata az zakah yang berarti tumbuh, suci, dan berkah. Allah SWT berfirman, ”ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka (at Taubah:103). Makna dari membersihkan dalam Zakat dan sedekah, yakni membersihkan mereka dari kekikiran, cinta harta yang berlebihan, kehinaan, sikap yang keras terhadap orang fakir dan sengsara serta keburukan-keburukan lain yang biasa melekat pada manusia.

Sedangkan makna menyucikannya adalah memperkembangkan harta atau menyuburkannya dengan kebaikan dan keberkahan akhlak serta amala sehingga orang yang mengeluarkan zakat menjadi orang yang Bahagia dunia dan akhirat.

Zakat merupakan salah satu dari rukun Islam. Berarti merupakan sebuah kewajiban, jika dilakasanakan akan berpahala dan ditinggalkan akan mendapatkan dosa.

Pada sejarahnya, zakat pertama kali diwajibkan di Mekah secara umum. Namun, Allah SWT tidak menentukan jenis  dan kadar zakat yang harus dikeluarkan pada saat itu. Pada tahun kedua hijriah, baru ditentukan jumlah, jenis, dan perincian harta yang wajib dikeluarkan oleh kaum muslimin.

Menurut Sayyid Sabiq Ada beberapa jenis zakat, yaitu zakat upah persewaan, zakat perhiasan, zakat mas kawin,  zakat perniagaan, zakat madu, zakat rikaz dan ma’din, zakkat hasil laut, zakat pertanian, zakat peternakan, harta Mustafad.

Zakat emas dan perak, uang kertas, cek , dan sejenisnya. Mudah-mudahan kita dimudahkan mempelajarinya.

Membayar zakat adalah kewajiban, mengingkarinya adalah sebuah kekufuran. Dan keengganan membayar zakat membuat dirinya berdosa tanpa mengeluarkannya dari Islam.

Penguasa berhak mengambil zakat darinya secara paksa dan memberikan hukuman takzir kepadanya. Dan harta yang diambil daripadanya adalah harta yang diwajibkan kepadanya, tidak lebih dari itu.