Kisah Kris, Atlet Wushu Babel, Sumbang Perunggu meski Sepekan Terbaring di RS Pekanbaru
Oleh: Yan Megawandi
FEATURE, Malam itu kami masih bersenda gurau.
Menjelang tengah malam tiga orang atlet wushu pamit ke kamarnya masing-masing.
Mereka baru saja diservis para pemijat di ruang sekretariat yang difungsikan menjadi ruang layanan pijat bagi atlet.
Para atlet wushu ini minta didoakan menang di laga pagi.
Ketika itu memang perebutan medali sedang di puncak keseruan.
Semangat anggota kontingen berkobar. Kontingen Bangka Belitung tengah berusaha mendekati bahkan mencoba melampaui pengumpulan medali tuan rumah Riau di hari ketiga.
Namanya Markris Joel. Panggilanya Kris usianya baru 22 tahun. Rambutnya keriting, kribo dengan beberapa tato menghias tubuhnya.
Badan atletis, kulit terang dan tampan. Ia tak sendiri. Bersama adiknya Daud yang juga kribo dan tampan.
Usianya baru 18 tahun. Masih terlihat imut-imut. Mereka berdua membela Bangka Belitung di matras wushu.
Sang kakak sebagai atlet, kelas Sanda 65 kg, sementara sang adik sebagai official.
Tetiba berita duka itu datang ketika para atlet baru memulai pertandingan.
Ricky Kurniawan, ketua KONI Bangka Belitung menyaksikan langsung jalannya pertandingan. “Kepalanya terkena tendangan lawan dan terjatuh, ” ujarnya Ricky.
Tenaga medis yang ada di Venue segera menangani. Namun cidera yang dialami memang cukup serius sehingga langsung dibawa ke rumah sakit terdekat.
Malam itu beberapa pengurus KONI menunggu di luar ruang operasi.
Begitu pula dokter kontingen yang setia mendampingi sejak awal kejadian.
Menjelang tengah malam datang pula pengurus PB wushu, Ibu Novi beserta rombongan dan Ketua Harian Wushu Riau, Juhau. Ada juga panitia Porwil XI yang datang.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.