Oleh: Hermianto

Kopi merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan, karena kopi merupakan salah satu minuman yang selalu diburu dan digemari dari dulu hingga sekarang.

Kopi menjadi salah satu komuditas strategis dalam sub sektor perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Harga satu gelas kopi di warung kopi pun bervariasi. Namun harga yang umum berkisar antara Rp5.000- Rp20.000 dengan berbagai variasinya.

Peminat kopi ada yang mau kopi asli tanpa gula, ada yang suka kopi campur gula adapula yang lebih suka kopi susu. Namun, duduk di warung kopi tak selalu ditemani oleh kopi, ada juga mereka yang lebih suka minuman teh (baik dingin maupun hangat), jus dengan berbagai variannya, bubur kacang dan lain sebagainya. Hal ini agar orang-orang yang belum terbiasa meminum kopi dapat duduk satu meja.

Di Kabupaten Bangka sendiri, warung kopi baik yang bercorak modern banyak juga bermunculan, namun belum mampu untuk menghilangkan keberadaan warung kopi tradional yang telah duluan hadir. Dengan cita rasa khas dan cara penyadian yang khas tradsional juga sampai saat ini masih diburu oleh peningkat kopi.

Hampir di seluruh tempat, orang-orang menghadirkan kopi sebagai pelengkap saat beraktivitas. Mulai dari bangun pagi, di tengah-tengah pekerjaan, hingga saat bercakap hangat dengan teman maupun sanak saudara.

Minuman ini bukan hanya sekadar menghilangkan rasa dahaga saja, melainkan berisi kisah para peminumnya. Setiap orang memberikan makna tersendiri pada kopi yang ada dicangkirnya. Demikian pula menikmatinya yang tentu saja berbeda-beda.

Perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih praktis ini menyebabkan perubahan pola perilaku dalam meminum kopi. Perubahan dalam pola minum kopi tersebut disebabkan oleh kesibukan masyarakat yang telah bekerja sehingga menyita banyak waktu, khususnya masyarakat perkotaan.

Selain perubahan pola konsumsi minum kopi yang lebih praktis, mengkonsumsi kopi juga disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup (Sudarsono dan Rum, 2021). Perubahan gaya hidup hidup tersebut disebabkan karena adanya faktor perubahan sosial dalam masyarakat serta lingkungan, secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain pengalaman, kepribadian dan motif. Sedangkan factor internal meliputi kelompok referensi dan kelas social (Susanto, 2013).

Minum kopi di warung kopi juga merupakan aktivitas yang tidak mempedulikan status social, jenis kelamin, strata sosial dan usia. Aktivitas di warung kopi juga bagi sebagian penikmat kopi ingin mengisi waktu luang setelah menjalani aktivitas dan menjadi pilihan anak-anak muda maupun orang tua yang ingin berkumpul bersama, dengan suasana yang nyaman dan tempatnya yang estetik untuk mengabadikan sebuah momen bersama teman, keluarga dan rekan kerja untuk menyelesaikan urusan yang belum selesai di balik meja kantor, membuat rencana atau kesepakatan bisnis, belajar bersama ataupun menyelesaikan tugas sekolah atau kampus hingga bersantai melepas lelah atau sekedar mencari hiburan.