Karya: Viona

Almaurah nama anak itu, ia berumuran lima belas tahun. Tinggal bersama neneknya sedari kecil, Almaurah sudah lama ditinggal ibunya yang meninggal akibat kanker sepuluh tahun yang lalu. Ayahnya meninggalkannya bersama ibu tirinya keluar kota.

Almaurah sangat menyayangi neneknya. Ia ingin membanggakan neneknya yang sudah membesarkannya.

Almaurah bercita-cita menjadi pelukis terkenal. Ia bercita-cita menjadi pelukis terkenal seperti ibunya. Almaurah selalu giat belajar untuk bisa menjadi pelukis terkenal. Remaja ini selalu melukis setiap ia pulang sekolah. Lukisannya sangat indah. Setelah masuk SMA ia pun mencoba bekerja sebagai pelukis.

Tetapi Almaurah selalu ditolak. Namun dirinya tidak putus asa. Ia selalu belajar melukis agar lukisan nya itu menjadi indah.

Setelah tamat SMA, Almaurah pun berpikir untuk mencari pekerjaan. Almaurah berharap ia bisa bekerja menjadi pelukis. Setelah beberapa hari mencari pekerjaan, Almaurah masih belum mendapat pekerjaan.

Keesokan harinya, Almaurah tiba-tiba ditelepon seseorang.

“Apakah kamu mencari pekerjaan anak muda?” tanya orang itu.

“Iya,” jawab Almaurah.

“Kamu bisa bekerja di tempat saya sebagai pelukis, apakah Anda mau?” tanya orang itu.

Almaurah pun dengan senang hati menerima pekerjaan itu.

Keesokan harinya, Almaurah pun mulai bekerja.

“Nek, aku bekerja dulu ya nek doain Almaurah agar pekerjaan ini bisa bejalan dengan lancar,” katanya meminta doa neneknya.

Neneknya pun tersenyum bahagia karena cucunya sudah mendapatkan pekerjaan yang selama ini ia inginkan.

Almaurah mulai melukis. Lukisannya sangat dipuji oleh orang-orang. Ia mendapat bonus hari pertamanya bekerja. Remaja ini sangat senang. Ia pulang dengan membawakan uang untuk neneknya. Neneknya ikut bahagia melihat Almaurah bahagia.

“Nek, nenek sehat-sehat terus ya agar nenek bisa melihat cucu nenek ini menjadi pelukis terkenal,” kata Almaurah dengan senyumannya kepada neneknya.

Neneknya tersenyum, teryata nenek Almaurah membunyikan sesuatu darinya. Sang nenek menyembunyikan penyakitnya. Almaurah tidak mengetahui tentang penyakit neneknya.

Ia selalu membuat lukisan yang indah. Suatu hari Almaurah berfikir untuk membuat kisahnya dari sebuah lukisan. Ia menunjukan lukisan itu kepada orang-orang. Orang-orang sangat menyukainya. Orang-orang berebut untuk membeli lukisan itu. Lukisan itu becerita kisah sedih yang dialami Almaurah. Lukisan itu sangat dicari semua orang karena kisahnya yang sedih. Karena orang-orang sangat menyukai lukisan itu, lukisan itu dijual dengan harga yang sangat mahal.

Lima bulan berlalu

Tiba-tiba nenek Almaurah sudah tergeletak di lantai. Almaurah yang baru saja pulang dari bekerja kaget melihat neneknya itu.

“Nek,nenek,” panggil Almaurah.

Almaurah pun meminta bantuan warga untuk membawa neneknya ke rumah sakit.

“Bagaimana kabar nenek saya Dok?” Tanya Almaurah kepada dokter dengan rasa khawatir. Dokter memberitahukan penyakit yang dialami oleh neneknya selama ini. Almaurah kaget mendengar perkataan dokter yang mengatakan neneknya mengalami kanker. Nenek Almaurah pun harus menginap rumah sakit.

Setelah satu Minggu neneknya Almaurah menginap di rumah sakit. Nenek Almaurah pun berpesan,

“Almaurah cucuku, nenek kayaknya sudah tidak bisa bertahan lama lagi nenek harap kamu bisa jaga dirimu ya Cu.”

Tiba-tiba nenek Almaurah mengejamkan matanya. Almaurah pun memanggil dokter. Betapa sedihnya, dokter mengatakan bahwa nenek Almaurah sudah meninggal dunia. Almaurah pun hancur mendengar hal itu.

Setelah kepergian neneknya, Almaurah sudah tidak datang lagi untuk bekerja. Lama-kelamaan karena kepikiran terus tentang neneknya, Almaurah pun jatuh sakit.