“Nek, aku mau bertemu denganmu nek,” kata Almaurah yang sedang sakit.

Setelah beberapa bulan sakit, Almaurah pun masuk ke rumah sakit. Ternyata Almaurah mengidap penyakit yang sama seperti neneknya. Setelah beberapa bulan mengidap penyakit kanker. Almaurah pun meninggal dunia. Almaurah menemui neneknya.

Ternyata Almaurah bukan meninggal akibat penyakit kanker, tetapi ia dibunuh oleh dokter tersebut. Karena Almaurah baru mengetahui bahwa neneknya dibunuh sama dokter itu. Ketika Almaurah ingin berobat ke rumah sakit ia mendengar pembicaraan dokter itu yang ingin berencana untuk membunuhnya juga. Dokter itu ternyata ingin mengambil lukisan yang dibuat oleh Almaurah. Di saat Almaurah hendak menelepon polisi, dokter itu sudah mengetahuinya. Dokter itu menusuk Almaurah dari belakang. Itulah kisah di balik meninggalnya Almaurah dengan neneknya.

Lukisan itu pun dibeli oleh pengusaha dari luar kota. Pengusaha itu membeli lukisan itu dengan harga yang sangat mahal. Lukisan itu sangat disukai anaknya. Karena anaknya itu teringat dengan neneknya yang juga baru meninggal dunia. Maka pengusaha itu pun membelikan lukisan itu untuk anaknya, agar anaknya bisa melihat lukisan itu. Lukisan itu pun dibawa ke rumah nya. Betapa senang nya anaknya melihat lukisan itu. Lukisan itu ditaruh di kamar anak itu.

Anak itu berumur sepuluh tahun, ia bernama Launia. Launia tidak pernah bersedih lagi semenjak ayahnya membelikan lukisan itu. Malam harinya, di saat Launia melihat lukisan itu. Tiba-tiba datang suara tangisan dari lukisan itu.

Launia yang masih kecil itu pun berlari ke kemar ayah dan ibunya.

“Ada apa Launia?” tanya ayah dan ibunya.

“Ada suara tangisan di lukisan itu,” jawab Launia.

Ayah dan ibunya itu pun pergi kekamarnya untuk melihat lukisan itu.

“Gak ada apa-apa Nak,” kata ayah ibunya.

Launia masih ketakutan, ibu dan ayahnya pun membawa Launia untuk tidur bersama mereka. Launia pun akhirnya bisa tertidur lelap.

Pagi harinya, Launia pun berangkat sekolah. Sebelum berangkat sekolah ia pun ingin melihat lukisan itu. Ia bingung suara siapa yang semalam ia dengar. Launia pun berpikir mungkin itu hanya perasaan nya saja. Launia pun berangkat kesekolah.

Pulang sekolah Launia pun pergi ke kamar. Launia pun melihat lukisan itu, rasa takutnya hilang. Malam harinya, Launia hendak tidur. Tiba-tiba terdengar lagi suara tangisan. Launia pun mencari suara itu. Launia menemukan suara itu berasal dari lukisan.

“Kamu siapa?” tanya Launia kepada lukisan itu.

Tiba-tiba lukisan itu menjadi gelap dan keluarlah seorang perempuan dari lukisan itu. Ternyata itu adalah Arwah Almaurah.

“Kau kan yang membuat lukisan ini, kau kan sudah lama meninggal dunia akibat menderita penyakit?”  tanya Launia.

Arwah Almaurah mengisahkan tentang kematian dirinya. Arwah Almaurah meminta tolong untuk membalaskan dendamnya. Launia pun mau menolong arwah Almaurah.

Paginya, Launia pun menceritakan segalanya kepada ayah dan ibunya. Tentunya ayah dan ibunya percaya karena Launia emang bisa berkomunikasi dengan makhluk yang sudah tiada.  Ayah Almaurah pun mulai mencari dokter itu. Ternyata dokter itu sudah lama pindah kota. Ayah Launia pun menyuruh pegawainya untuk mencari dokter itu.

Ayah Launia pun menelepon polisi. Ayah Launia pun menceritakan segalanya. Polisi pun mulai mencari keberadaan dokter itu. Setelah beberapa bulan, polisi pun menemukan keberadaan dokter itu. Dokter itu pun dibawa ke kantor polisi dan  sudah berada ditangan polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Launia pun memanggil arwah Almaurah.

“Almaurah… Ooh Almaurah,” panggil Launia.

Tiba-tiba datang asap putih tipis. “Aku Arwah Almaura sudah datang.”

Launia pun berkata. “Arwah Almaurah sudah ada yah?”

Ia meminta agar dokter itu meminta maaf di depan kubur neneknya dan dirinya. Launia menyampaikan pesan arwah Almarhum Almuara depan ayah dan polisi. Dokter itu ingin meminta maaf kepada Almaurah dan neneknya. Setelah meminta maaf, Arwah Almaurah pun berterima kasih kepada Launia.

Dokter itu pun meminta maaf kepada Launia dan keluarganya. Dokter itu pun ikhlas untuk dihukum akibat kejahatannya. Lukisan itu pun sekarang disimpan di tempat yang aman sebagai alat bukti perkara. Lukisan itu pun sekarang sudah aman. Keluarga Launia pun bahagia karena Arwah Almaurah sudah tenang. Tamat

Viona siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Toboali