Membangun Ekonomi Kepulauan melalui Keberadaan Museum Sejarah dan Budaya Melayu Bangka Belitung
Ada hal-hal positif secara pendidikan yang berimbas pada jangka panjang. Generasi yang kuat berkarakter budaya dan sejarah maka akan menjadi karakter generasi emas pada masa depan.
Secara ekonomi, akan tercipta efek bola salju yang akan menggelembung bagi peningkatan pendapatan daerah. Jika pembangunan museum tersebut dapat terencana dengan baik, berkolaborasi dengan seluruh stakeholder. Selain itu, perlu penguatan adopsi dari teknologi informasi.
Efek ekonomi ini akan khususnya sektor pariwisata. Keberadaan museum sejarah dan budaya di Bangka Belitung tentunya akan menjadi alternatif pilihan destinasi bagi para wisatawan. Selanjutnya, akan memunculkan potensi sumber pendapatan daerah bagian dari kehadiran museum tersebut.
Saat ini kehadiran Museum Timah Indonesia patutlah kita berikan apresiasi yang baik atas kontribusi besar dari PT. Timah yang telah membangun museum timah tersebut. Namun demikian, seperti masih ada yang kurang yaitu pembangunan museum sejarah dan budaya Bangka Belitung yang secara spesifik menyimpan informasi dan atribut lainnya berkaitan dengan sejarah dan budaya khususnya berkaitan dengan Bangka Belitung.
Memang tidaklah mudah membangun museum tersebut. Tentunya, perlu pendanaan yang besar dari daerah. Keterbatasan dana APBD Provinsi Babel dapat kita katakan tergolong belum cukup kuat untuk membangun museum tersebut. Di sinilah perlu partisipasi semua pihak.
Dengan keberhasilan PT. Timah membangun Museum Timah Indonesia patut diapresiasi. Menurut hemat penulis, PT. Timah sebagai BUMN penghasil timah terbesar di Indonesia tentunya dapat menjadi support yang kuat dalam pembangunan museum sejarah dan budaya khususnya dalam pendanaan pembangunan museum sejarah dan budaya Melayu di Bangka Belitung. Selain itu, dukungan BUMN lainnya dan sektor swasta serta pemerintah berpadu dalam pendanaan pembangunan tersebut.
Pastinya museum sejarah dan budaya melayu akan menjadi program berkelanjutan tidak hanya sebagai bangunan monumental semata, asalkan gotong-royong dan kerjasama dapat dilakukan saling bahu-membahu, misalnya melalui BUMN dan swasta sebagai wujud dukungan dan kontribusi membangun sejarah dan budaya di Negeri Serumpun Sebalai.
Untuk itu, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan dapat berimbas bagi pembangunan ekonomi masyarakat, dari aspek wisata dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di provinsi ini. Dampak berkelanjutan inilah yang menjadi point pembangunan ekonomi yang diharapkan.
Tujuan akhirnya pada jangka panjang banyak manfaat positif yang akan dirasakan jika duduk, rembuk dan bahu-membahu bersama ini dilakukan. Komitmen tersebut tentunya dilandasi dengan konsep rencana yang bersifat strategis dan berkelanjutan.
Harapan kita semua dengan membangun museum sejarah dan budaya, dapat bermanfaat bagi pengembangan alternatif peningkatan sektor ekonomi kepulauan. Secara spesifik quality tourism akan tercapai dengan optimal pada masa depan. Salah satu unsur penguatnya adalah keberadaan Museum Sejarah dan Budaya Melayu Bangka Belitung. Semoga!
Penulis merupakan dosen Program Studi Magister Manajemen FEB UBB