Berkat Orang Ini, Peter dan Debora Berhasil Napak Tilas Perang Dunia II ke Mentok
Berkat Orang Ini, Peter dan Debora Berhasil Napak Tilas Perang Dunia II ke Mentok
BANGKA BARAT, TIMELINES.ID — Tuhan tidak pernah salah mempertemukan kamu dengan seseorang. Hadirnya membawa salah satu di antara dua hadiah untukmu. Entah itu sebuah kebahagiaan, atau pengalaman yang menjadi bagian perjalanan hidupmu.
Mungkin kalimat ini sangat tepat untuk menggambarkan pertemuan Peter Douglas dan Debora Williams dengan Setiawan. Ya, pertemuan tidak sengaja dengan lelaki asal Mentok, Kabupaten Bangka Barat itu, membawa berkah bagi Peter dan sahabatnya, Debora.
Dengan bertemu Setiawan, yang akrab disapa Paksu Jumbo, Peter, wisatawan asal Inggris itu kini mengetahui lebih dalam sejarah bibinya, Guiniea. Sebab, Ina, sapaan bibi pria berusia 71 tahun itu menjadi korban perang dunia kedua di Kota Mentok pada tahun 1942 silam.
Saat ditemui di Warung Kopi Ak Nur di Pasar Mentok, Jumat (17/1/2025) pagi, Peter Douglas banyak bercerita dengan Timelines.id. Bagaimana awal mula ia dan Debora, asal Australia menceritakan perjalanan mereka untuk melakukan tapak tilas ke Kota Mentok.
“Jadi 25 tahun yang lalu itu saya dan Debora berkenalan di Yordania sebagai Guru Bahasa Inggris di kedutaan masing-masing. Sejak saat itu, kami bersahabat hingga kembali ke negara masing-masing,” ujar Peter Douglas dalam terjemahan bahasa Indonesia.
Setelah itu, dia mendapatkan informasi dari keluarganya tentang cerita bibinya tadi, sempat menjadi korban perang. Ia kemudian mencari tahu lebih dalam terkait sejarah itu di internet melalui berbagai website. Beberapa sejarah itu, berhasil ia peroleh sedikit demi sedikit.
Cerita kemudian berlanjut dalam kurun waktu 2-3 tahun ke belakang. Sembari melakukan riset tentang peristiwa tragis itu, dia kemudian menghubungi sahabatnya, Debora. Keduanya lalu bersama-sama mencari informasi dan merencanakan perjalanan ke Mentok.
“Kebetulan dia (Debora, red) orangnya memang hobi jalan-jalan. Jadi dari situ mulai kami atur untuk berangkat ke Mentok. Sambil merencanakan itu, kita terus melakukan riset tentang sejarah peristiwa perang dunia kedua di Kota Mentok,” Peter menambahkan.
Singkatnya, hari keberangkatan itu kini berada di depan mata. Keduanya lalu berangkat dari negara masing-masing menuju Singapura. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka akhirnya tiba di Singapura. Lalu melanjutkan ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
“Mengapa Singapura? Jadi saya ingin merasakan (tapak tilas) peristiwa perang dunia kedua. Di mana bibi saya, ada di dalam kapal SS Vyner Broke. Dari Singapura via laut langsung ke Pelabuhan Kijang, Bintan baru setelah itu ke Pelabuhan Belinyu,” tambahnya.
Sekadar diketahui, SS Vyner Brooke itu adalah salah satu kapal pengungsi yang meninggalkan Singapura pada tanggal 12 Februari 1942. Kapal itu membawa ratusan penumpang hendak menuju Batavia. Dalam perjalanannya, kapal itu mengalami akhir yang tragis.
Kapal tersebut digempur oleh pesawat pengebom Jepang di Selat Bangka. Kembali ke Peter tadi, saat berada di Pelabuhan Kijang itulah, ia bertemu dengan Setiawan dan keluarganya. Dia lalu mendapatkan jalan untuk mencapai maksud dan tujuannya.
“Kami bertemu pada tanggal 7 Januari 2025, kemarin di Pelabuhan Kijang dan Kamis sore tiba di Belinyu, tanggal 9 Januari 2025. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Kota Mentok dengan mobil penumpang dan menginap di salah satu hotel di Mentok,” katanya.
Ia mengatakan, ini kali pertama datang ke Kota Mentok bersama Debora. Selama beberapa hari di sini, banyak cerita yang berhasil ia dapatkan akan sejarah itu. Bahkan dirinya diajak Paksu Jumbo mendatangi beragam tempat bersejarah yang ada di Mentok.