VT Miliknya Viral, Pemilik Akun Ibu Suri Wakanda Klarifikasi: hanya Konten Hiburan

PANGKALPINANG, TIMELINES.ID — Usai Video TikTok (VT) miliknya viral di Media Sosial (Medsos), pemilik akun Ibu Suri Wakanda dengan nama pengguna @wennymyzon1, Weny Citra memberikan hak jawab dan klarifikasi atas pemberitaan yang beredar.

Weny menjelaskan terkait kronologi video yang dibuat kemudian viral. “Pada tanggal 2 Januari 2025, saya mengunggah sebuah video pendek atau VT berdurasi 23 detik di akun TikTok Ibu Suri Wakanda. Video dibuat sekadar untuk hiburan atau lucuan tanpa ada niatan sedikit pun untuk melecehkan profesi tertentu,” ujarnya, Sabtu (1/2/2025).

“Termasuk tenaga honorer. Dalam video ini, saya dengan jelas menggunakan istilah hororer, bukan honorer. Istilah hororer sudah lama saya gunakan di akun saya untuk menggambarkan makhluk mengerikan tak kasat mata,” tambah Weny Citra.

Ia mengaku, para pengikut lama Weny di akun TikTok nya sudah memahami hal ini. Bahkan, jika dicari di mesin pencari seperti Google, istilah “hororer” memiliki definisi yang tidak berkaitan dengan tenaga honorer. Oleh karena itu, ia merasa aneh atas reaksi publik.

“Saya merasa aneh ketika ada pihak yang menghubungkan kata “hororer” dengan “honorer” serta menggiring opini bahwa saya menghina tenaga honorer. Pada tanggal 31 Januari 2025, saya terkejut karena VT saya mendadak viral,” sebut Weny Citra.

Selain viral, ia juga kaget dengan video itu menjadi sumber pemberitaan di berbagai media online (daring). Seperti Perkara News, Babel Aktual, Babel Teraktual, News.com, dan Timelines.id. Pemberitaan ini dibuat tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu kepadanya.

“Pemberitaan ini dibuat tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu kepada saya sebagai pemilik konten. Beberapa media bahkan menggunakan tangkapan layar atau screenshot dari video TikTok saya sebagai ilustrasi berita,” beber Weny Citra.

Lebih lanjut, foto tangkapan layar pada video yang digunakan itu dinilai tanpa izin. Dan tanpa memberikan ruang klarifikasi sebelum berita tersebut dipublikasikan. Dirinya merasa menjadi korban penggiringan opini yang tidak berdasar seolah menghina honorer.

“Seolah-olah saya menghina tenaga honorer. Padahal, tidak ada sedikit pun niat atau maksud saya ke arah itu. Video saya murni dibuat hanya untuk konten hiburan, bukan untuk menyebarkan ujaran kebencian atau merendahkan profesi siapa pun,” katanya.

Selain itu, dalam video itu, dirinya juga menyebutkan pengalaman pribadinya sebagai peserta BPJS. Di mana antrean di fasilitas kesehatan adalah hal yang umum terjadi. Ini adalah fakta yang dialami oleh banyak orang dan tidak ada maksud untuk menyindir kelompok tertentu.