Pertumbuhan Bergerak Lambat, Babel Butuh Diversifikasi Ekonomi yang Kuat
Pertumbuhan Bergerak Lambat, Babel Butuh Diversifikasi Ekonomi yang Kuat
Oleh: Liza Ananda — Mahasiswa Universitas Bangka Belitung
Di tengah semangat pemulihan ekonomi nasional, ternyata masih ada daerah yang jalannya terasa berat. Salah satunya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Meskipun punya banyak potensi, beberapa sektor ekonomi di daerah ini justru menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data triwulan I tahun 2025, sektor konstruksi mengalami kontraksi sebesar 2,16%, padahal tahun sebelumnya hanya turun 0,43%.
Begitu pula dengan sektor transportasi dan pergudangan, yang memang sempat terpuruk 4,37% di tahun 2024, namun tetap melemah di 2025 sebesar 1,03%. Tak kalah penting, sektor akomodasi dan makan minum juga menurun cukup tajam, yakni 3,29% dibandingkan tahun lalu.
Angka-angka ini mungkin terlihat seperti statistik biasa. Tapi kalau kita renungkan, ini menunjukkan bahwa roda ekonomi Bangka Belitung sedang bergerak lebih lambat dari biasanya.
Penurunan di sektor konstruksi, misalnya, bisa berarti semakin sedikit proyek pembangunan yang berjalan baik proyek pemerintah maupun swasta. Ini bukan sekadar soal bangunan, tapi juga soal lapangan kerja yang ikut berkurang, terutama bagi tukang bangunan, mandor, dan pekerja harian.
Begitu juga dengan sektor transportasi dan pergudangan. Ketika sektor ini melemah, artinya mobilitas barang dan orang pun menurun.
Mungkin karena daya beli masyarakat sedang menurun, atau karena aktivitas perdagangan tidak seramai dulu. Bahkan, sektor makan minum dan akomodasi yang erat kaitannya dengan pariwisata dan kehidupan sosial masyarakat ikut menurun. Orang mungkin mulai mengerem pengeluaran, memilih untuk masak di rumah, atau menunda jalan-jalan.