Dan yang terakhir catatan Pj. Gubernur Ridwan adalah dirinya akan fasilitasi perizinan, lingkungan, amdal dan berharap prosesnya bisa lebih cepat di tingkat kementerian. 

 

“Walaupun hilirisasi timah dan silika bukan hal mudah, akhir minggu depan akan saya undang lagi untuk membahas tentang kawasan dan bisnis plan, saya akan tindak lanjuti. Kita akan teruskan kegiatan ini, kita akan melangkah maju sesuai hasil,” harapnya. 

 

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi yang hadir dalam rapat ini menyebutkan, agar hasil rapat ini menjadi konkret, perlu adanya satu atau dua kawasan industri timah terintegrasi, dari hulu ke hilir. 

 

“Ada kawasan untuk industri pasir silika. Minimal kalo boleh usul, 300 hektar. Kami usul perlu ada timeline, kapan usulan dari provinsi yang kira-kira untuk lokasi paling baik yang diusulkan kepada pengusaha, siapa yg mau jadi operator. Perlu ada hasil rapat ini, usulan ke pusat untuk melaksanakan maka akan membuat dua hal, timah terintegrasi dan satu lagi untuk pasir silika,” terangnya. 

 

Rapat yang diselenggarakan secara hybrid ini juga turut dihadiri perwakilan Kamar Dagang Indonesia, Staf Khusus Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Menteri ESDM RI Prof. Irwandy Arif, Kepala Dinas ESDM Prov. Kep. Babel, Kepala Dinas PMPTSP Prov. Kep. Babel, Dinas Perindag Prov. Kep. Babel, PT Timah, PT Refined Bangka Tin, PT Menara Cipta Mulia, PT Mitra Stania Prima, PT Rajawali Rimba Perkasa, PT Stanindo Inti Perkasa, PT Putra Sarana Sakti, dan PT Hasil Alam Sukses Pratama.