Oleh: Dr. Mochamad Ainul Yaqin, M.Pd dan Raudya Setya Wismoko Putri, M.Pd

Tambak Lorok, sebuah desa nelayan yang terletak di pesisir utara Semarang, merupakan salah satu komunitas yang kaya akan tradisi dan budaya maritim. Selama berabad-abad, masyarakat di sini telah menjalani kehidupan yang sangat tergantung pada laut, tidak hanya sebagai sumber mata pencaharian tetapi juga sebagai bagian integral dari identitas budaya mereka.

Nelayan-nelayan di Tambak Lorok telah mewariskan berbagai tradisi maritim yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dari generasi ke generasi. Menurut Koentjaraningrat (Trimiati, 2018) Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan, pandangan hidup, dan cara berpikir yang dimiliki oleh suatu masyarakat sebagai hasil dari pengalaman panjang dalam berinteraksi dengan alam dan lingkungan sosial mereka.

Sedangkan menurut Selo Soemardjan (Suwandana et al., 2018) Kearifan lokal merujuk pada nilai-nilai dan pengetahuan yang terbentuk dalam masyarakat tertentu yang membantu mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial dan ekologis yang mereka hadapi.

Maka dari itu pentingnya kearifan lokal untuk komunitas nelayan dikarenakan Kearifan lokal adalah bagian dari warisan budaya yang mencerminkan identitas dan karakter suatu masyarakat (Anita, 2020). Melestarikan kearifan lokal berarti melestarikan budaya dan tradisi yang sudah ada secara turun menurun.

Kearifan lokal membantu masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan, baik sosial, ekonomi, maupun alam. Nilai-nilai seperti gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas sosial yang terkandung dalam kearifan lokal dapat memperkuat ketahanan komunitas.

Namun, perkembangan zaman dan masuknya gelombang modernisasi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan nelayan Tambak Lorok. Teknologi modern, perubahan pola konsumsi, dan tekanan ekonomi yang semakin meningkat telah mempengaruhi cara hidup dan cara kerja mereka.

Di satu sisi, modernisasi menawarkan berbagai kemudahan dan peluang ekonomi yang lebih baik, namun di sisi lain, ia juga membawa ancaman terhadap keberlangsungan tradisi dan budaya lokal. Tradisi-tradisi maritim yang selama ini menjadi identitas kuat masyarakat Tambak Lorok mulai menghadapi tantangan yang serius.

Pembangunan infrastruktur dan urbanisasi yang masif di sekitar kawasan Tambak Lorok juga menambah beban perjuangan nelayan dalam menjaga tradisi mereka. Di tengah gelombang modernisasi ini, terdapat nelayan-nelayan yang tetap teguh berjuang untuk mempertahankan tradisi mereka.

Upaya pelestarian dilakukan melalui berbagai cara, seperti pendidikan kepada generasi muda, dokumentasi budaya, dan kolaborasi dengan pihak-pihak yang peduli terhadap pelestarian budaya maritim. Mereka menyadari bahwa tradisi bukan hanya sekadar warisan masa lalu, tetapi juga bagian penting dari identitas dan keberlanjutan komunitas mereka di masa depan. Beberapa cara nelayan tambak lorok dalam menjaga kelestarian budaya mereka yaitu dengan cara:

1. Pemanfaatan Alat Tangkap Tradisional

Para nelayan Tambak Lorok masih banyak yang menggunakan alat tangkap tradisional seperti jaring dan pancing, meskipun alat-alat modern seperti kapal motor dan peralatan sonar semakin banyak digunakan. Mereka percaya bahwa cara tradisional lebih ramah lingkungan dan menjaga kelestarian sumber daya laut.

2. Pelestarian Upacara Adat dan Ritual