Benteng Vredeburg Saksi Bisu Sejarah di Yogyakarta
Oleh: Heri Suheri, CIJ., CPW., CA-HNR., CFLS
Dalam misi tugas perkuliahan, malam itu di minggu ketiga penghujung Desember tahun 2024, saya berjalan kaki menyusuri jalan Malioboro sampai ke titik nol kilometer.
Tampak sinar rembulan menyapa tembok tinggi kokoh berwibawa, yaitu bangunan benteng yang masih jelas memantulkan bayang-bayang masa lampau. Di jantung kota Yogyakarta, berdiri kokoh sebuah saksi bisu waktu lampau yaitu Benteng Vredeburg yang dibangun pada abad ke-18.
Benteng ini bukan hanya sekadar tumpukan batu dan bata, tetapi monumen yang menyimpan kisah perjuangan dan diplomasi, kesepahaman antara kolonial Belanda dan Kesultanan Yogyakarta.
Saya melihat beberapa kelelawar beterbangan di atas menara benteng, seolah mengisahkan gemuruh senapan yang pernah menggema. Di halaman luas, tampak muda-mudi berfoto dengan objek meriam di belakangnya dan sudut bangunan estetik lainnya.
Mengayunkan langkah ke sisi bangunan-bangunan dalam benteng Vredeburg, saya terbawa hanyut jejak-jejak sejarah seperti berbisik lirih, dari pameran foto, diorama, hingga relik masa lampau. Di balik dinding yang tebal, barak-barak kosong itu menyimpan cerita kehampaan para prajurit, dan kerinduan akan damai yang tak kunjung tiba. Setiap sudutnya adalah fragmen sejarah, yang merajut perjuangan pahlawan mengusir penjajah.
Malam makin larut, membawa keheningan mistis. Rembulan menggantung di angkasa, menyejukkan tiap jengkal batuannya. Di saat itulah, Benteng Vredeburg menjelma lewat bayang menjadi penjaga mimpinya sendiri, menjaga lingkaran zaman yang terus berputar, sebagai penjaga tradisi dan saksi perdamaian.
Yogyakarta, kota perjuangan dan budaya, merangkai nostalgia di realita. Vredeburg, monumen megah berdiri, adalah lebih dari sekadar benteng. Ia adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, sebuah lambang betapa kuatnya semangat manusia yang tak pernah padam di bawah terik zaman.
Dalam kelam maupun terang, sejarah tetap hidup di benteng ini, menjadi bagian dari identitas dan inspirasi, di mana generasi datang dan pergi, meninggalkan jejak cerita yang tiada henti. Benteng Vredeburg, engkau abadi dalam memori bangsa.